Tetesan Terakhir


engkau air mata
membasahi keheningan cinta
kini hati tak mampu tertawa
hanya ada luka

entah harus kemana?
Ku pendam luka
tak ada tmpt di rawa

cukup sudah derita
yang melekat di jiwa
hasrat pun ku abaikan
demi tetesan terakhr

peluk lah air mata
hingga menjadi cinta
tidur lah luka
hingga menjadi sayang

diri ini bagaikan koin
bagaikan pohn
bagaikan besi
yg terbakar lebur menjdi satu

ku langkah kan butiran semangat
tanpa meneteskan air mata
ku raih semua harapan
tanpa harus memikirkan cinta

-=-

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=342628535784180&id=208356489211386

posted from Bloggeroid

1 komentar:

  1. The poetry of this nature is close to our real life. We can also notice the ups and downs, despite our best efforts to avoid them.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.